Definitif.id, Gorut – Turnamen sepak bola antar desa se-Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) saat ini tengah menuai pertanyaan dari berbagai pihak, tak terkecuali dari aktivis Aliansi Masyarakat dan Mahasiswa Peduli Daerah (AMMPD) Provinsi Gorontalo, Taufik Buhungo.
Pasalnya menurut Taufik, sampai dengan saat ini babak final turnamen sepak bola antar desa se-Kecamatan Kwandang itu belum juga dilaksanakan. Padahal, ada sebanyak 6 (enam) klub yang tengah menunggu kepastian kapan pelaksanaan babak final tersebut.
“Namanya pertandingan pasti ada yang kalah maupun menang, dan tentunya memiliki uang pendaftaran dari setiap desa yang mengirimkan atletnya. Dan ini tidak diketahui jelas, apa yang menghambat pertandingan antar desa di Kecamatan Kwandang ini sehingga tidak difinalkan saja?” kata Taufik mempertanyakan, Sabtu (13/8/2022) kemarin.
Lanjut Taufik menegaskan, jika memang benar turnamen sepak bola antar desa se-Kecamatan Kwandang itu tidak dilaksanakan babak finalnya, maka semua uang pendaftaran para peserta di setiap desa tersebut haruslah dikembalikan.
“Jika itu dikatakan tidak ada pendaftaran atau hanya kesepakatan saja, maka pertanyaannya apakah kesepekatan dengan sumbangan tanpa ada di Perda, Perbup atau Perdes yang mengaturnya dibolehkan? Karena jelas juga di dana desa tidak ada anggaran untuk sumbangan pertandingan bola ke kecamatan, artinya dengan kata lain jatuh di bawah tangan tidak ada regulasi yang mengikatnya,” terangnya menandaskan.
Sementara itu, Camat Kwandang Tamrin Monoarfa saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa turnamen sepak bola antar desa se-Kecamatan Kwandang tersebut jika dilanjutkan, maka mudaratnya lebih besar dari pada untungnya.
“Jadi saya sebagai penanggungjawab wilayah punya kewajiban untuk mengamankan. Dari pada kalau kita lanjutkan kegiatan turnamen, mudaratnya lebih besar,” ucap Tamrin.
Dijelaskan Tamrin, dari awal pihaknya berencana tidak akan melaksanakan turnamen sepak bola antar desa itu. Akan tetapi karena di Kecamatan Kwandang banyak atlet-atlet yang berpotensi, maka pihaknya pun menghargainya dengan tetap melaksanakan turnamen tersebut.
“Jadi, mana potensi yang lebih bagus itu kita pilih. Jadi sudah di scouting, kurang lebih 25 orang (atlet_red) itu,” ungkap Tamrin.
Terakhir saat ditanya, apakah uang pendaftaran peserta pada turnamen tersebut akan dikembalikan? Tamrin pun menjawab, pihaknya akan mengembalikannya, namun hanya kepada 6 klub saja.
“Itu kan sudah menjadi komitmen Kepala Desa, bahwa dalam pelaksanaan turnamen itu kita bantu. Sebenarnya bukan dari pemain itu, tapi itu adalah partisipasi desa untuk kecamatan dalam rangka melaksanakan turnamen itu. Yang dikembalikan itu ada 6 klub dalam bentuk uang Rp 1.600.000 (Satu Juta Enam Ratus Ribu Rupiah), karena itu menjadi porsi untuk bonus juara,” pungkasnya.